Wanita ini telah bekerja setiap malam selama 24 tahun di Gedung Putih sebagai staf rumah tangga kepresidenan. Wanita yang bernama Emma D. Gray ini sangat bangga dengan pekerjaannya. Dia pergi ke Gedung Putih setiap harinya dengan angkutan umum untuk bekerja di mana orang nomor satu di Amerika berada.
Cerita yang menjadi pemenang Emmy Award pada tahun 1979 ini berdasarkan kisah nyata dirinya. Dia bekerja pada tahun 1943 hingga tahun 1979 dimana dia pengsiun. Dia sebelumnya bekerja di kantor pemerintah sebelum akhirnya di transfer ke Gedung Putih karena "Pola kerjanya dan karena pekerjaannya yang excellent," demikian cerita salah seorang anaknya, Lillie Collins dari Forestville. "Ini bukan hanya pekerjaannya, ini adalah karakternya."
Emma bekerja di malam hari dibagian kantor eksekutif. Ketika dia sampai di kantor presiden, dia akan berhenti sebentar sebelum membersihkan semuanya, dan dia memanjatkan doa singkat bagi sang presiden.
Presiden favorit Emma adalah Presiden Carter karena menurutnya sang presiden banyak berdoa. Emma bahkan pernah berfoto sedang berjabat tangan dengannya dan juga Rosalynn Carter. Setelah Presiden Carter, favorit selanjutnya adalah presiden J F Kennedy.
Emma Daniel lahir pada 16 April 1914 di Edgefield, S.C., dan di besarkan oleh kakeknya yang adalah seorang budak.
Pendetanya mengenang Emma sebagai seorang yang penuh semangat dan energi yang akan membuat orang di dekatnya tersenyum dan melihat keadaan tidaklah seburuk yang dirasakan, dan bisa membuat hari itu terasa lebih baik.
"Dia melihat kehidupan melalui kacamata janji Tuhan yang pernah saya bagikan," cerita pendeta Royce Woods. "Anda bisa melihat sekeliling dan menemukan alasan untuk bersedih.. tapi Anda tidak bisa berada di dekatnya dan tidak mengetahui apa yang menjadi imannya. Dia selalu percaya bahwa ada suatu kuasa yang dapat Anda jangkau yang akan membuat Anda mengatasi keadaaan Anda, dan dia selalu bisa melakukan hal itu."
Emma meninggal dunia pada usia 95 tahun karena Leukimia. Dia pernah bercerita tentang kakeknya sekitar 10 tahun lalu pada Prince George Journal. "Dia di jual tiga kali. Dan dia membayar anak bosnya 20 cents untuk mau mengajarinya membaca, dan ketika dia bisa membaca, dia begitu mencintai membaca 10 perintah Allah sehingga orang-orang di kota tersebutnya memanggilnya paman Ten (10 - red)."
Bahkan ketika Emma berkunjung ke kota kelahirannya orang-orang akan mengenalinya sebagai "cucu dari paman Ten."
Takut akan Tuhan dan kecintaannya kepada Tuhan sepertinya di turunkan dari sang kakek yang begitu mencintai sabda Allah. Hal itu di wujudkan Emma dalam kehidupan dan pekerjaannya.
Wanita ini melayani negaranya dan Tuhannya dengan cara yang sederhana. Dia menyelipkan sebuah doa bagi pemimpin bangsanya ditengah-tengah kesibukan pekerjaannya. Tidak hanya itu, wanita berkulit hitam dengan latar belakang keluarga budak ini bisa membuat perbedaaan karena dia bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Anda pun bisa bahkan melakukan sesuatu yang lebih berdampak, mulailah hari ini melalui kehidupan dan pekerjaan Anda.
Sumber : Washingtonpost/VM